Rabu, 17 Juni 2015

Kemampuan komunikasi matematis siswa dan Emotional Quotient dalam belajar matematika



A.     RANAH KOGNITIF
1.      DEFINISI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MENURUT PARA AHLI
Within menyatakan kemampuan komunikasi menjadi penting ketika diskusi antar  siswa dilakukan, dimana siswa diharapkan mampu menyatakan, menjelaskan, menggambarkan, mendengar, menanyakan dan bekerjasama sehingga dapat membawa siswa pada pemahaman yang mendalam tentang matematika.
Ontario  menyatakan komunikasi matematika merupakan proses esensial pembelajaran matematika  karena melalui komunikasi, siswa  merenungkan, memperjelas dan memperluas ide dan pemahaman mereka tentang hubungan dan argumen matematika.
Zainab menyatakan Kemampuan komunikasi merupakan salah satu kemampuan yang menjadi tujuan dan standar  dalam pembelajaran matematika, namun masih belum ada upaya dari guru untuk mengembangkan kemampuan tersebut dalam pembelajaran di kelas.
2.      Referensi
http://teams.lacoe.edu. 2004. Communication. Diambil pada Februari 2014
NCTM. 2005. Curriculum and Content Area Standards. Mathematical Standards.
http://cnets.iste.org/currstands/cstandsm.html. Diunggah pada Februari 2014

3.      Definisi konseptual
Proses komunikasi dapat membantu siswa membangun pemahamannya terhadap ideide matematika dan membuatnya mudah dipahami. Ketika siswa ditantang untuk berpikir tentang matematika dan mengkomunikasikannya kepada orang/siswa lain secara lisan maupun tertulis, secara tidak langsung mereka dituntut untuk membuat ideide matematika itu lebih terstrukur dan menyakinkan, sehingga ideide itu menjadi lebih mudah dipahami, khususnya oleh diri mereka sendiri.
Guru mempunyai peran penting dalam merancang pengalaman belajar di kelas sedemikian sehingga siswa mempunyai kesempatan bervariasi untuk berkomunikasi secara matematis. Dalam proses komunikasi matematis siswa terdapat empat aspek komunikasi, diantaranya mendengar, membaca, diskusi, dan menulis. Dengan demikian, proses komunikasi akan bermanfaat bagi siswa terhadap pemahamannya akan konsepkonsep matematika.

4.      Definisi operasional
Kemampuan komunikasi matematis akan diukur melalui kemampuan siswa dalam mengungkapkan kemampuan komunikasi matematisnya secara tertulis dalam permasalahan matematika.
Aspek mendengar merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam diskusi. Kemampuan dalam mendengarkan topik-topik yang sedang didiskusikan akan berpengaruh pada kemampuan siswa dalam memberikan pendapat atau komentar. Siswa sebaiknya mendengar secara hati-hati manakala ada pertanyaan dan komentar dari temannya.
Proses membaca merupakan kegiatan yang kompleks, karena di dalamnya terkait aspek mengingat, memahami, membandingkan, menganalisis, serta mengorganisasikan apa yang terkandung dalam bacaan.
Tugas menulis merupakan salah satu cara untuk membentuk kecakapan komunikasi matematik. Tugas menulis diartikan sebagai tugas bagi siswa untuk mengorganisasi, merangkum, dan mengkomunikasikan pemikiran mereka secara tertulis. Menulis dapat meningkatkan daya ingat mengenai konsep dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk merefleksi pemikiran mereka. Tugas menulis dapat juga mencakup pengungkapan apa yang sudah diketahui/dipahami dan yang belum dipahami siswa. Selain itu, tugas menulis dapat pula berupa penyelesaian masalah. Penyelesaian masalah melibatkan beberapa kemampuan strategis seperti mengkoordinasikan berbagai informasi atau ide-ide matematika dan menggunakannya untuk menyelesaikan masalah.
Diskusi kelompok memungkinkan siswa berlatih untuk mengekspresikan pemahaman, memverbalkan proses berpikir, dan mengklarifikasi pemahaman atau ketidakpahaman mereka. Dalam membentuk diskusi kelompok perlu diperhatikan beberapa hal, misalnya jenis tugas seperti apa yang memungkinkan siswa dapat mengeksplorasi kemampuan matematiknya dengan baik. Selain itu perlu dirancang pula peran guru dalam diskusi kelompok tersebut.
5.      Indikator tentang kemampuan komunikasi matematis siswa
Satuan Pendidikan      : SMP
Mata pelajaran             : Matematika
Kelas/ semester           : VIII/1
Materi                          : Aljabar
Metode pembelajaran:
·       Ceramah
·       Diskusi
·       Pemberian tugas
·       Tanya jawab
Standar Kompetensi    : Memahami bentuk aljabar
Kompetensi dasar        :
·       Mengenali bentuk aljabar dan unsur-unsurnya
·       Melakukan operasi pada bentuk aljabar
·       Menguraikan bentuk aljabar ke dalam faktor-faktornya.
Indikator         :
Kemampuan komunikasi matematis siswa
Kemampuan komunikasi matematis akan diukur melalui kemampuan siswa dalam mengungkapkan kemampuan komunikasi matematisnya secara tertulis dalam permasalahan matematika. Guru mempunyai peran penting dalam merancang pengalaman belajar di kelas sedemikian sehingga siswa mempunyai kesempatan bervariasi untuk berkomunikasi secara matematis. Dalam proses komunikasi matematis siswa terdapat empat aspek komunikasi, diantaranya mendengar, membaca, diskusi, dan menulis. Indikator pencapaian kompetensi pada ranah kognitifnya ialah:
a.    Menguraikan bentuk aljabar ke dalam faktor-faktornya.
b.    Menentukan faktor suku aljabar.
c.    Mengkomunikasikan secara lisan mengenai cara menguraikan bentuk aljabar ke dalam faktor-faktornya (memfaktorkan bentuk aljabar).
d.    Menjelaskan pengertian koefisien, variabel, dan konstanta.
e.    Menyelesaikan operasi tambah dan kurang pada bentuk aljabar.
f.     Menyelesaikan operasi kali, bagi dan pangkat pada bentuk aljabar.
                          
6.    Kisi-kisi instrument Tes tentang kemampuan komunikasi matematis
Satuan Pendidikan : SMP
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII/ I
Materi Pokok : ALJABAR
Bentuk Instrumen : Uraian singkat dan daftar pertanyaan
Kurikulum : KTSP 2006

NO

ASPEK YANG DI UKUR
INDIKATOR
NO BUTIR
1
Membaca
Menganalisis dan mengevaluasi berfikir matematis dan strategi yang dipakai orang lain dalam menyelesaikan operasi hitung bentuk aljabar.
1
2
Mendengar

Memberikan pendapat dalam menyatakan peristiwa sehari-hari dengan bahasa atau simbol matematika terhadap bentuk aljabar.
3
3
Menulis
Menyelesaikan operasi tambah dan kurang pada bentuk aljabar.
4 dan 9
Menyelesaikan operasi kali dan bagi pada bentuk aljabar.
5 dan 7
Menguraikan bentuk aljabar ke dalam faktor-faktornya.

6
Menentukan faktor suku aljabar.

10
4
Diskusi
Mengkomunikasikan secara lisan mengenai cara menguraikan bentuk aljabar ke dalam faktor-faktornya
 (memfaktorkan bentuk aljabar).

8


Menjelaskan pengertian koefisien, variabel, dan konstanta.

2

7.      INSTRUMEN TES

TES KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA TERHADAP MATERI ALJABAR KELAS VIII/I

Petunjuk mengerjakan soal:
1)      Bacalah petunjuk berikut sebelum mengerjakan soal.
2)      Tulislah keterangan identitas secara lengkap pada lembar jawaban yang telah disediakan dengan format : Nama, Kelas, dan Sekolah.
3)      Periksa kembali lembar soal dan lembar jawaban yang telah dibagikan.
4)      Jika terdapat kekeliruan dalam soal, siswa diperkenankan untuk bertanya kepada tester.
5)      Soal terdiri dari soal uraian berjumlah 10 soal.
6)      Waktu yang disediakan untuk mengerjakan soal 1 x 50 menit.
7)      Setelah waktu yang ditentukan habis, lembar soal dan lembar jawaban disimpan di meja masing-masing dalam keadaan terbalik.
8)      Bacalah do’a sebelum mengerjakan soal.

Selesaikanlah pertanyaan di bawah ini !

1.      Tentukan koefisien, variabel, dan konstanta dari bentuk aljabar ! Adakah suku sejenisnya ? sebutkan ! (Bobot 15)
2.      Jelaskan apa yang dimaksud dengan koefisien, variable dan konstanta ? ( Bobot 5)
3.      Sebutkan variabel pada bentuk  berikut 4x + 3 ! (Bobot 3)
4.      Berapakah (2x + 3) + (-5x – 4) ? (Bobot 10)
5.      Berapakah  (-x + 6)(6x – 2) ? (Bobot 10)
6.      Bagaimana faktor-faktor dari bentuk ? (Bobot 15)
7.      Tentukan hasil perkalian bentuk aljabar (2x + 3) (3x – 2) dalam bentuk jumlah atau selisih. (Bobot 10)
8.      Tentukan bentuk penjabaran dari ! (Bobot 10)
9.      Tentukan hasil penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar (2x2 – 3x + 2) + (4x2 – 5x +1) ! (Bobot 10)
10.  Faktorkanlah x² -7x + 12 ! (Bobot 12)

NO
KUNCI JAWABAN
SKOR
1
Perhatikan bentuk aljabar
Pada bentu aljabar berikut huruf x disebut variabel.

Adapun bilangan -4 pada bentuk aljabar di atas disebut konstanta.

Sedangkan koefisiennya pada suku  adalah 1, pada suku  adalah 3, pada suku  adalah -7, dan pada suku  adalah 8







10
Terdapat suku-suku sejenisnya. Suku-suku sejenis adalah suku yang memiliki variabel dan pangkat dari masing-masing variabel yang sama. Pada bentuk aljabar tersebut suku-suku sejenisnya  dan .

5
Jumlah Nilai Maksimal

15
2
Variabel adalah lambang pengganti suatu bilangan yang belum diketahui nilainya dengan jelas. Variabel disebut juga peubah. Variabel biasanya dilambangkan dengan huruf kecil a, b, c, ..., z.

Konstanta adalah suku dari suatu bentuk aljabar yang berupa bilangan dan tidak memuat variabel.

Koefisien adalah faktor konstanta dari suatu suku pada bentuk aljabar.
2



2


1
Jumlah Nilai Maksimal
5
3
Variabel pada bentuk 4x + 3 adalah x

3
Jumlah Nilai Maksimal

3
4
(2x + 3) + (-5x – 4)
=
= =

5
Jumlah Nilai Maksimal
5
5
(-x + 6)(6x – 2)
=
=
=

5
Jumlah Nilai Maksimal

5
6
Pada bentuk aljabar
Dapat diuraikan  = 3 X  , atau  = 1 X
Jadi, faktor-faktor dari  adalah 3, , 1, dan

Pada suku -3x= -3 X x atau -3x= 1 X -3x
Jadi, faktor-faktor dari -3x adalah -3, x, dan 1

8
Pada suku 2y= 2 X y atau 2y= 1 X 2y
Jadi, faktor-faktor dari 2y adalah 2, y, dan 1

Dan pada suku = -3 X , atau = 1 X
Jadi, faktor-faktor dari  adalah -3, , 1, dan

7
Jumlah Nilai Maksimal
15
7
Cara (1) dengan sifat distributif.
(2x + 3) (3x – 2) = 2x(3x – 2) + 3(3x – 2)
= 6x2 – 4x + 9x – 6
= 6x2 + 5x – 6

5
Cara (2) dengan skema.
(2x + 3) (3x – 2)
= 2x.3x + 2x(–2) + 3.3x + 3(–2)
= 6x2 – 4x + 9x – 6
= 6x2 + 5x – 6

5
Jumlah Nilai Maksimal
10
8
Penjabaran dari , ingat kembali operasi perpangkatan:

5
Jadi untuk penjabarannya adalah:
 =

5
Jumlah Nilai Maksimal
10
9
(2x2 – 3x + 2) + (4x2 – 5x + 1)
= 2x2 – 3x + 2 + 4x2 – 5x + 1
= 2x2 + 4x2 – 3x – 5x + 2 + 1
= (2 + 4)x2 + (–3 – 5)x + (2 + 1)
= 6x2 – 8x + 3
10

Jumlah Nilai Maksimal
10
10
 a = 1 ; b = -7 ; c = 12, bila memenuhi syarat :
syarat 1 :     ...... X ..... = c (12)  ;
syarat 2 :     ...... + ...... = b (-7)

5
Faktor dari 12 yang memenuhi ( bila ditambah = -7)  adalah =  - 4 dan -3 ; karena -4 x -3 = 12 memenuhi syarat 1
dan  -4 + (-3) = -7 memenuhi syarat 2
sehingga x² - 7x + 12 = (x + (-4)) (x + (-3))
                                        = ( x – 4 ) ( x – 3 )

7

Jumlah Nilai Maksimal
12

8.      Penskoran
Soal Uraian
Tiap soal dengan jawaban benar memiliki nilai yang berbeda setiap nomornya, sesuai dengan tingkat kesulitannya.
                                             
Ø Skor nilai nomor 1  = 15
Ø Skor nilai nomor 2  = 5
Ø Skor nilai nomor 3  = 3
Ø Skor nilai nomor 4  = 10
Ø Skor nilai nomor 5  = 10
Ø Skor nilai nomor 6  = 15
Ø Skor nilai nomor 7  = 10
Ø Skor nilai nomor 8  = 10
Ø Skor nilai nomor 9  = 10
Ø Skor nilai nomor 10 = 12
Sehingga jumlah skor tertinggi pada soal uraian adalah 100.

B.     RANAH AFEKTIF

1.     Definisi Emotional Equation (EQ) dalam belajar matematika menurut pendapat para Ahli

Menurut Goleman (2002 : 512), kecerdasan emosional atau EQ adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan intelegensi (to manage our emotional life with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial.

Menurut Robert K. Cooper dan Ayman Sawaf, membuat satu konsep bahwa “Kecerdasan emosional” dianggap akan dapat membantu siswa dalam mengatasi hambatan-hambatan psikologis yang ditemuinya dalam belajar. Kecerdasan emosional yang dimiliki siswa sangat berpengaruh terhadap hasil belajar, karena emosi memancing tindakan seorang terhadap apa yang dihadapinya. Pembelajaran matematika merupakan pengembangan pikiran yang rasional bagaimana kita dapat mereflesikan dalam kehidupan sehari-hari.

Davies (Casmini, 2007: 17) menjelaskan bahwa kecerdasan emosi adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan emosi dirinya sendiri dan orang lain, membedakan satu emosi dengan lainnya dan menggunakan informasi tersebut untuk menuntun proses berpikir dan berperilaku seseorang.

2.      Definisi konseptual
Emotional quotient merupakan konsep mengenai bagaimana seseorang dapat meningkatkan kualitas kepribadiannya sehingga dapat mengatasi segala macam permasalahan yang sedang dihadapi. Dengan keberadaan emotional quotient seseorang akan mampu menghadapi dan mengatasi segala hambatan khususnya dalam belajar matematika. Sehingga pada gilirannya akan memberikan pengaruh pada kualitas belajar dan prestasi belajar matematikan yang diraih disekolah.
Kesimpulan yang dapat diperoleh mengenai pengertian kecerdasan emosi adalah jenis kecerdasan yang fokusnya memahami, mengenali, merasakan, mengelola dan memimpin perasaan sendiri dan orang lain serta mengaplikasikannya dalam kehidupan pribadi dan sosial. Kecerdasan dalam memahami, mengenali, meningkatkan, mengelola dan memimpin motivasi diri sendiri dan orang lain serta mengaplikasikannya dalam kehidupan pribadi dan sosial.
Ada tujuh unsur kemampuan anak yang berkaitan erat dengan kecerdasan emosi adalah Keyakinan, Rasa ingin tahu, Niat, kendali diri, keterkaitan, kecakapan berkomunikasi dan kooperatif. Kecerdasan dalam memahami, mengenali, meningkatkan, mengelola dan memimpin motivasi diri sendiri dan orang lain untuk mengoptimalkan fungsi energi, informasi, hubungan dan pengaruh bagi pencapaian-pencapaian tujuan yang dikehendaki dan ditetapkan.

3.      Definisi Operasional
Dari definisi konseptual, dapat dikembangkan definisi operasional mengenai Emotional equotiont dalam belajar meatematika yaitu terdapat tujuh unsur kemampuan anak yang berkaitan erat dengan kecerdasan emosi adalah
a.    Keyakinan
Perasaan kendali dan penguasaan seseorang terhadap tubuh, perilaku, dan dunia; perasaan anak bahwa ia lebih cenderung berhasil daripada tidak dalam apa yang dikerjakannya,dan bahwa orang-orang dewasa akan bersedia menolong.
b.    Rasa ingin tahu
Perasaan bahwa menyelidiki sesuatu itu bersifat positif dan menimbulkan kesenangan.
c.    Niat
Hasrat dan kemapuan untuk berhasil, dan untuk bertindak berdasarkan niat itu dengan tekun, ini berkaitan dengan perasaan terampil, perasaan efektif.


d.   Kendali diri
Kemampuan untuk menyesuaikan dan mengendalikan tindakan dengan pola yang sesuai dengan usia; suatu rasa kendali batiniah.
e.    Keterkaitan
Kemampuan untuk melibatkan diri dengan orang lain berdasarkan pada perasaan saling memahami.
f. Kecakapan berkomunikasi
Keyakinan dan kemampuan verbal untuk bertukar gagasan, perasaan dan konsep dengan orang lain. Ini ada kaitannya dengan rasa percaya pada orang lain dan kenikmatan terlibat dengan orang lain, termasuk orang dewasa
g. Koperatif
Kemampuan untuk menyeimbangkan kebutuhannya sendiri dengan kebutuhan orang lain, termasuk orang dewasa. Apabila unsur-unsur di atas dapat terpenuhi dengan baik, akan mempermudah peserta didik untuk mencapai keberhasilan dalam menguasai, mengelola emosi dan memotivasi diri yang berkaitan erat dengan kecerdasan emosi.

4.      Referensi
Toeti Sukamto. (1993). Prinsip belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Dikti.
Young, Chery A. (2005). Emotional Intellegence. (http://trochim human cornell.edu /gallery/young/emotion html. (Di unggah pada bulan Februari 2014).

5.      Indikator tentang kemampuan komunikasi matematis siswa.
Satuan Pendidikan      : SMP
Mata pelajaran             : Matematika
Kelas/ semester           : VIII/1
Materi                          : Aljabar

Metode pembelajaran:
·       Ceramah
·       Diskusi
·       Pemberian tugas
·       Tanya jawab
Indikator :
Emotional quotient merupakan konsep mengenai bagaimana seseorang dapat meningkatkan kualitas kepribadiannya sehingga dapat mengatasi segala macam permasalahan yang sedang dihadapi. Dengan keberadaan emotional quotient seseorang akan mampu menghadapi dan mengatasi segala hambatan khususnya dalam belajar matematika. Ada tujuh unsur kemampuan anak yang berkaitan erat dengan kecerdasan emosi adalah Keyakinan, Rasa ingin tahu, Niat, kendali diri, keterkaitan, kecakapan berkomunikasi dan kooperatif. Indikator pencapaian kompetensi pada ranah afektif ialah:
a.       Memiliki rasa percaya diri dalam melakukan operasi hitung bentuk aljabar dalam kehidupan sehari-hari.
b.      Menunjukan sikap peduli terhadap lingkungan sekitar dengan berdiskusi mengenai pengertian bentuk aljabar.
c.       Memiliki motivasi dari diri sendiri untuk melaksanakan kerjasama dalam menetukan faktor suku aljabar.
d.      Menunjukan sifat teliti dalam menguraikan bentuk aljabar ke dalam faktor-faktornya (memfaktorkan bentuk aljabar).

6.      Kisi-kisi instrument Tes tentang kemampuan komunikasi matematis
Satuan Pendidikan : SMP
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII/ I
Materi Pokok : ALJABAR
Bentuk Instrumen : Angket tertutup
Kurikulum : KTSP 2006


NO
ASPEK YANG DI UKUR
INDIKATOR
NO BUTIR
1
Keyakinan dan kreatif
Memiliki rasa percaya diri dalam melakukan operasi hitung bentuk aljabar dalam kehidupan sehari-hari.

1 dan 2

2
Keterkaitan, koperatif dan kecakapan komunikasi
Menunjukan sikap peduli terhadap lingkungan sekitar dengan berdiskusi mengenai pengertian bentuk aljabar.
3, 4, dan 5
3
Niat
Memiliki motivasi dari diri sendiri untuk melaksanakan kerjasama dalam menentukan faktor suku aljabar.

9
4
Kendali diri
Menunjukan sifat teliti dan jujur dalam menguraikan bentuk aljabar ke dalam faktor-faktornya (memfaktorkan bentuk aljabar).

6 dan 7
5
Rasa ingin tahu
Memiliki keinginan tahuan yang lebih dalam mempelajari pemfaktoran bentuk aljabar.

8        dan 10

7.      INSTRUMEN NON TES

Angket Siswa (Skala Likert)
Nama               :
Kelas               :
Sekolah            :
Petunjuk:
1.    Angket ini berisikan pernyataan tentang apa yang Anda rasakan atau lakukan dalam proses belajar matematika.
2.    Tiap item atau pernyataan tersedia lima pilihan yaitu:
·       Ya
·       Tidak
·       Kadang-kadang
3.    Pilihlah salah satu dari lima pilihan tesebut yang sesuai dengan pengalaman Anda dalam belajar matematika untuk masing-masing pernyataan.
4.    Kejujuran Anda dalam menjawab angket ini mempunyai arti yang tak terhingga nilainya.
5.    Berilah tanda “ √ ” untuk setiap jawaban yang Anda kemukakan.
No
Aktivitas siswa
Respon siswa
Ya
Tidak
Kadang-kadang
1
Mengerjakan soal operasi hitung aljabar sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki.




2
Memecahkan masalah-masalah pada latihan soal yang mempunyai variasi berbeda dengan contoh yang diberikan.




3
Mengerjakan soal-soal latihan dengan cara berdiskusi dan saling membantu.




4
Mengemukakan pendapat mengenai ide-ide metematikanya di depan kelas.




5
Mengomentari dan menyimpulkan proses pembelajaran setelah selesai diskusi.




6
Selalu menyontek pada teman ketika mendapat latihan dari guru.




7
Tergesa-gesa dalam mengerjakan soal-soal aljabar.




8
Tidak pernah merasa puas dalam proses pembelajaran.




9
Memotivasi diri sendiri agar selalu giat dalam mempelajari bentuk aljabar.




10
Setelah mempelajari aljabar matriks, tidak memiliki keinginan untuk belajar lebih lanjut.












Skor Angket
                 
NO
Jenis Pernyataan
Bobot penilaian
Y
T
KK
1
Positif
3
2
1
2
Positif
3
2
1
3
Positif
3
2
1
4
Positif
3
2
1
5
Positif
3
2
1
6
Negatif
0
3
2
7
Negatif
0
3
2
8
Positif
3
2
1
9
Positif
3
2
1
10
Negatif
0
3
2

Karena terdapat 10 butir untuk mengukur sikap siswa terhadap matematika, maka skor tertinggi adalah 30 dan skor terendah 0.
Mi     = ½ (skor tertinggi + skor terendah)
      = ½ (30 + 0)
               = 15
Sbi                =  (skor tertinggi – skor terendah)
               =  (30 - 0)
               = 5
Keterangan :
Mi : Mean ideal   
Sbi : Simpangan baku ideal
Penilaian Angket
Rekap skor yang diberikan siswa terhadap pernyataan-pernyataan dalam Angket yang menggunakan skala likert 5 skala dibuat dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Untuk pernyataan dengan kriteria positif: 1 = Kadang-kadang , 2 = Tidak, 3 = Ya
2. Untuk pernyataan dengan kriteria negatif: 2 = Kadang-kadang, 3 = Tidak, 0 = Ya
3. Mengitung skor rata-rata gabungan dari kriteria positif dan negatif tiap kondisi.
4. Menentukan kriteria dengan ketentuan skor rata-rata 0-1,00 = kurang baik, 1,00-2,00 = cukup baik; 2,00-3,00 = baik.