A.
RANAH KOGNITIF
1.
DEFINISI
KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MENURUT PARA AHLI
Within menyatakan kemampuan komunikasi menjadi penting ketika diskusi
antar siswa dilakukan, dimana siswa diharapkan mampu menyatakan,
menjelaskan, menggambarkan, mendengar, menanyakan dan bekerjasama sehingga
dapat membawa siswa pada pemahaman yang mendalam tentang matematika.
Ontario menyatakan komunikasi
matematika merupakan proses esensial pembelajaran matematika karena
melalui komunikasi, siswa merenungkan, memperjelas dan memperluas ide dan pemahaman mereka tentang hubungan dan argumen
matematika.
Zainab menyatakan Kemampuan komunikasi merupakan salah satu kemampuan
yang menjadi tujuan dan standar dalam pembelajaran matematika, namun
masih belum ada upaya dari guru untuk mengembangkan kemampuan tersebut dalam
pembelajaran di kelas.
2.
Referensi
http://teams.lacoe.edu. 2004. Communication. Diambil pada Februari 2014
NCTM. 2005. Curriculum and Content Area
Standards.
Mathematical Standards.
http://cnets.iste.org/currstands/cstands‐m.html. Diunggah pada Februari 2014
3.
Definisi
konseptual
Proses
komunikasi dapat membantu siswa membangun pemahamannya terhadap ide‐ide matematika dan membuatnya mudah dipahami. Ketika siswa
ditantang untuk berpikir tentang matematika dan mengkomunikasikannya kepada
orang/siswa lain secara lisan maupun tertulis, secara tidak langsung mereka
dituntut untuk membuat ide‐ide
matematika itu lebih terstrukur dan menyakinkan, sehingga ide‐ide itu menjadi lebih mudah dipahami, khususnya oleh diri mereka
sendiri.
Guru mempunyai peran penting dalam merancang pengalaman belajar di
kelas sedemikian sehingga siswa mempunyai
kesempatan bervariasi untuk berkomunikasi secara matematis. Dalam proses komunikasi matematis siswa terdapat
empat aspek komunikasi, diantaranya mendengar, membaca, diskusi, dan menulis.
Dengan demikian, proses komunikasi akan bermanfaat bagi siswa terhadap
pemahamannya akan konsep‐konsep
matematika.
4.
Definisi
operasional
Kemampuan komunikasi matematis akan diukur melalui kemampuan siswa
dalam mengungkapkan kemampuan komunikasi matematisnya secara tertulis dalam
permasalahan matematika.
Aspek
mendengar merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam diskusi.
Kemampuan dalam mendengarkan topik-topik yang sedang didiskusikan akan
berpengaruh pada kemampuan siswa dalam memberikan pendapat atau komentar. Siswa
sebaiknya mendengar secara hati-hati
manakala ada pertanyaan dan komentar dari temannya.
Proses membaca merupakan kegiatan yang kompleks, karena di dalamnya terkait aspek mengingat,
memahami, membandingkan, menganalisis,
serta mengorganisasikan apa yang terkandung dalam bacaan.
Tugas menulis merupakan salah satu cara
untuk membentuk kecakapan komunikasi matematik. Tugas menulis diartikan sebagai tugas
bagi siswa untuk mengorganisasi, merangkum, dan mengkomunikasikan pemikiran mereka
secara tertulis. Menulis dapat meningkatkan daya ingat mengenai konsep dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk merefleksi pemikiran mereka. Tugas menulis dapat juga mencakup pengungkapan apa
yang sudah diketahui/dipahami dan yang belum dipahami siswa. Selain itu, tugas menulis
dapat pula berupa penyelesaian masalah.
Penyelesaian masalah melibatkan beberapa kemampuan strategis seperti mengkoordinasikan berbagai informasi atau ide-ide
matematika dan menggunakannya untuk
menyelesaikan masalah.
Diskusi kelompok memungkinkan siswa
berlatih untuk mengekspresikan pemahaman, memverbalkan proses berpikir, dan
mengklarifikasi pemahaman atau ketidakpahaman mereka. Dalam membentuk diskusi kelompok perlu
diperhatikan beberapa hal, misalnya jenis tugas seperti apa yang memungkinkan siswa dapat mengeksplorasi kemampuan matematiknya
dengan baik. Selain itu perlu dirancang pula peran guru dalam diskusi kelompok
tersebut.
5.
Indikator
tentang kemampuan komunikasi matematis siswa
Satuan Pendidikan : SMP
Mata pelajaran :
Matematika
Kelas/ semester :
VIII/1
Materi
: Aljabar
Metode pembelajaran:
·
Ceramah
·
Diskusi
·
Pemberian tugas
·
Tanya jawab
Standar Kompetensi :
Memahami bentuk aljabar
Kompetensi dasar :
· Mengenali bentuk aljabar dan unsur-unsurnya
· Melakukan operasi pada bentuk aljabar
· Menguraikan bentuk aljabar ke dalam
faktor-faktornya.
Indikator :
Kemampuan komunikasi matematis siswa
Kemampuan komunikasi matematis akan
diukur melalui kemampuan siswa dalam mengungkapkan kemampuan komunikasi
matematisnya secara tertulis dalam permasalahan matematika. Guru mempunyai
peran penting dalam merancang pengalaman belajar di kelas sedemikian sehingga siswa mempunyai kesempatan
bervariasi untuk berkomunikasi secara
matematis. Dalam proses komunikasi matematis siswa terdapat empat aspek
komunikasi, diantaranya mendengar, membaca, diskusi, dan menulis. Indikator
pencapaian kompetensi pada ranah kognitifnya ialah:
a. Menguraikan bentuk aljabar ke dalam faktor-faktornya.
b. Menentukan faktor suku aljabar.
c. Mengkomunikasikan secara lisan mengenai cara menguraikan bentuk aljabar ke dalam faktor-faktornya (memfaktorkan
bentuk aljabar).
d. Menjelaskan pengertian koefisien, variabel,
dan konstanta.
e. Menyelesaikan operasi tambah dan kurang pada
bentuk aljabar.
f. Menyelesaikan operasi kali, bagi dan pangkat
pada bentuk aljabar.
6.
Kisi-kisi
instrument Tes tentang kemampuan komunikasi matematis
Satuan Pendidikan : SMP
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII/ I
Materi Pokok : ALJABAR
Bentuk Instrumen : Uraian singkat dan daftar
pertanyaan
Kurikulum : KTSP 2006
NO
|
ASPEK
YANG DI UKUR
|
INDIKATOR
|
NO
BUTIR
|
1
|
Membaca
|
Menganalisis
dan mengevaluasi berfikir matematis dan strategi yang dipakai orang lain
dalam menyelesaikan operasi hitung bentuk aljabar.
|
1
|
2
|
Mendengar
|
Memberikan
pendapat dalam menyatakan
peristiwa sehari-hari dengan bahasa atau simbol matematika terhadap bentuk
aljabar.
|
3
|
3
|
Menulis
|
Menyelesaikan
operasi tambah dan kurang pada bentuk aljabar.
|
4
dan 9
|
Menyelesaikan
operasi kali dan bagi pada bentuk aljabar.
|
5
dan 7
|
||
Menguraikan bentuk aljabar ke dalam
faktor-faktornya.
|
6
|
||
Menentukan faktor suku aljabar.
|
10
|
||
4
|
Diskusi
|
Mengkomunikasikan secara lisan mengenai cara menguraikan bentuk
aljabar ke dalam faktor-faktornya
(memfaktorkan bentuk
aljabar).
|
8
|
|
|
Menjelaskan pengertian koefisien, variabel,
dan konstanta.
|
2
|
7. INSTRUMEN TES
TES KEMAMPUAN KOMUNIKASI
MATEMATIS SISWA TERHADAP MATERI ALJABAR KELAS VIII/I
Petunjuk mengerjakan soal:
1)
Bacalah
petunjuk berikut sebelum mengerjakan soal.
2)
Tulislah
keterangan identitas secara lengkap pada lembar jawaban yang telah disediakan
dengan format : Nama, Kelas, dan Sekolah.
3)
Periksa kembali
lembar soal dan lembar jawaban yang telah dibagikan.
4)
Jika terdapat
kekeliruan dalam soal, siswa diperkenankan untuk bertanya kepada tester.
5)
Soal terdiri
dari soal uraian berjumlah 10 soal.
6)
Waktu yang disediakan
untuk mengerjakan soal 1 x 50 menit.
7)
Setelah waktu
yang ditentukan habis, lembar soal dan lembar jawaban disimpan di meja
masing-masing dalam keadaan terbalik.
8)
Bacalah do’a
sebelum mengerjakan soal.
Selesaikanlah pertanyaan di bawah ini !
1.
Tentukan koefisien, variabel, dan konstanta dari bentuk aljabar ! Adakah suku sejenisnya ? sebutkan ! (Bobot 15)
2.
Jelaskan apa yang dimaksud dengan koefisien,
variable dan konstanta ? ( Bobot 5)
3.
Sebutkan variabel pada
bentuk berikut 4x + 3 ! (Bobot 3)
4.
Berapakah (2x + 3) + (-5x – 4) ? (Bobot 10)
5.
Berapakah (-x + 6)(6x – 2)
? (Bobot
10)
6.
Bagaimana faktor-faktor dari bentuk ? (Bobot 15)
7.
Tentukan hasil perkalian bentuk
aljabar (2x + 3) (3x – 2) dalam bentuk jumlah atau selisih. (Bobot 10)
8.
Tentukan bentuk penjabaran
dari ! (Bobot 10)
9.
Tentukan hasil penjumlahan dan
pengurangan bentuk aljabar (2x2 – 3x + 2) + (4x2
– 5x +1) ! (Bobot 10)
10. Faktorkanlah
x² -7x + 12 ! (Bobot 12)
NO
|
KUNCI JAWABAN
|
SKOR
|
1
|
Perhatikan bentuk aljabar
Pada bentu aljabar
berikut huruf x disebut variabel.
Adapun bilangan -4 pada bentuk
aljabar di atas disebut konstanta.
Sedangkan koefisiennya
pada suku adalah 1, pada suku adalah 3, pada suku adalah -7, dan pada suku adalah 8
|
10
|
Terdapat suku-suku sejenisnya. Suku-suku sejenis adalah
suku yang memiliki variabel dan pangkat dari masing-masing variabel yang
sama. Pada bentuk aljabar
tersebut suku-suku sejenisnya dan .
|
5
|
|
Jumlah Nilai
Maksimal
|
15
|
|
2
|
Variabel adalah lambang pengganti suatu bilangan yang belum diketahui
nilainya dengan jelas. Variabel disebut juga peubah. Variabel biasanya dilambangkan
dengan huruf kecil a, b, c, ..., z.
Konstanta adalah suku dari suatu bentuk aljabar yang berupa bilangan dan
tidak memuat variabel.
Koefisien adalah faktor
konstanta dari suatu suku pada bentuk aljabar.
|
2
2
1
|
Jumlah Nilai Maksimal
|
5
|
|
3
|
Variabel pada bentuk 4x + 3 adalah x
|
3
|
Jumlah Nilai
Maksimal
|
3
|
|
4
|
(2x + 3) + (-5x – 4)
=
= =
|
5
|
Jumlah Nilai
Maksimal
|
5
|
|
5
|
(-x + 6)(6x – 2)
=
=
=
|
5
|
Jumlah Nilai
Maksimal
|
5
|
|
6
|
Pada bentuk aljabar
Dapat diuraikan = 3 X
, atau = 1 X
Jadi, faktor-faktor dari adalah 3, , 1, dan
Pada suku -3x= -3 X x atau -3x= 1 X -3x
Jadi, faktor-faktor dari -3x adalah -3,
x, dan 1
|
8
|
Pada suku 2y= 2 X y atau 2y= 1 X 2y
Jadi, faktor-faktor dari 2y adalah 2,
y, dan 1
Dan pada suku = -3 X , atau = 1 X
Jadi, faktor-faktor dari adalah -3, , 1, dan
|
7
|
|
Jumlah
Nilai Maksimal
|
15
|
|
7
|
Cara (1) dengan sifat distributif.
(2x + 3) (3x – 2) = 2x(3x – 2) +
3(3x – 2)
= 6x2 – 4x + 9x – 6
= 6x2 + 5x – 6
|
5
|
Cara (2) dengan skema.
(2x + 3) (3x – 2)
= 2x.3x + 2x(–2) + 3.3x + 3(–2)
= 6x2 – 4x + 9x – 6
= 6x2 + 5x – 6
|
5
|
|
Jumlah Nilai Maksimal
|
10
|
|
8
|
Penjabaran dari , ingat kembali
operasi perpangkatan:
|
5
|
Jadi untuk penjabarannya adalah:
=
|
5
|
|
Jumlah
Nilai Maksimal
|
10
|
|
9
|
(2x2 – 3x + 2) + (4x2
– 5x + 1)
= 2x2 – 3x + 2 + 4x2
– 5x + 1
= 2x2 + 4x2 – 3x –
5x + 2 + 1
= (2 + 4)x2 + (–3 – 5)x + (2 + 1)
= 6x2
– 8x + 3
|
10
|
|
Jumlah Nilai Maksimal
|
10
|
10
|
a
= 1 ; b = -7 ; c = 12, bila memenuhi syarat :
syarat 1
: ...... X ..... = c (12) ;
syarat 2
: ...... + ...... = b (-7)
|
5
|
Faktor dari 12 yang memenuhi (
bila ditambah = -7) adalah = - 4 dan -3 ; karena -4 x -3 = 12 memenuhi
syarat 1
dan -4 + (-3) = -7 memenuhi syarat 2
sehingga x² - 7x + 12 = (x +
(-4)) (x + (-3))
= ( x – 4 ) ( x – 3 )
|
7
|
|
|
Jumlah
Nilai Maksimal
|
12
|
8.
Penskoran
Soal
Uraian
Tiap
soal dengan jawaban benar memiliki nilai yang berbeda setiap nomornya, sesuai
dengan tingkat kesulitannya.
Ø Skor nilai nomor 1 = 15
Ø Skor nilai nomor 2 = 5
Ø Skor nilai nomor 3 = 3
Ø Skor nilai nomor 4 = 10
Ø Skor nilai nomor 5 = 10
Ø Skor nilai nomor 6 = 15
Ø Skor nilai nomor 7 = 10
Ø Skor nilai nomor 8 = 10
Ø Skor nilai nomor 9 = 10
Ø Skor nilai nomor 10 = 12
Sehingga jumlah skor tertinggi pada soal uraian
adalah 100.
B.
RANAH AFEKTIF
1.
Definisi Emotional
Equation (EQ) dalam belajar matematika menurut pendapat para Ahli
Menurut Goleman (2002 : 512),
kecerdasan emosional atau EQ adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan
emosinya dengan intelegensi (to manage our emotional life with intelligence);
menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the appropriateness of emotion
and its expression) melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri,
motivasi diri, empati dan keterampilan sosial.
Menurut Robert K. Cooper dan Ayman Sawaf, membuat satu konsep bahwa “Kecerdasan emosional” dianggap akan
dapat membantu siswa dalam mengatasi hambatan-hambatan psikologis yang
ditemuinya dalam belajar. Kecerdasan emosional yang dimiliki siswa sangat
berpengaruh terhadap hasil belajar, karena emosi memancing tindakan seorang
terhadap apa yang dihadapinya. Pembelajaran matematika merupakan pengembangan pikiran
yang rasional bagaimana kita dapat mereflesikan dalam kehidupan sehari-hari.
Davies (Casmini, 2007: 17)
menjelaskan bahwa kecerdasan emosi adalah kemampuan seseorang untuk
mengendalikan emosi dirinya sendiri dan orang lain, membedakan satu emosi dengan
lainnya dan menggunakan informasi tersebut untuk menuntun proses berpikir dan
berperilaku seseorang.
2.
Definisi
konseptual
Emotional
quotient merupakan konsep mengenai bagaimana seseorang dapat meningkatkan
kualitas kepribadiannya sehingga dapat mengatasi segala macam permasalahan yang
sedang dihadapi. Dengan keberadaan emotional quotient seseorang akan mampu
menghadapi dan mengatasi segala hambatan khususnya dalam belajar matematika.
Sehingga pada gilirannya akan memberikan pengaruh pada kualitas belajar dan
prestasi belajar matematikan yang diraih disekolah.
Kesimpulan yang dapat diperoleh mengenai pengertian kecerdasan emosi adalah jenis kecerdasan yang fokusnya memahami, mengenali, merasakan, mengelola dan memimpin perasaan sendiri dan orang lain serta mengaplikasikannya dalam kehidupan pribadi dan
sosial. Kecerdasan
dalam memahami, mengenali, meningkatkan, mengelola dan memimpin motivasi diri sendiri dan orang lain serta
mengaplikasikannya dalam
kehidupan pribadi dan sosial.
Ada tujuh unsur kemampuan anak yang berkaitan erat dengan
kecerdasan emosi adalah Keyakinan, Rasa ingin tahu, Niat, kendali diri,
keterkaitan, kecakapan berkomunikasi dan kooperatif. Kecerdasan dalam memahami,
mengenali, meningkatkan, mengelola
dan memimpin motivasi diri sendiri dan orang lain untuk mengoptimalkan fungsi energi, informasi, hubungan dan pengaruh bagi pencapaian-pencapaian tujuan yang dikehendaki dan ditetapkan.
3.
Definisi Operasional
Dari definisi konseptual, dapat dikembangkan definisi operasional
mengenai Emotional equotiont dalam belajar meatematika yaitu terdapat tujuh
unsur kemampuan anak yang berkaitan erat dengan kecerdasan emosi adalah
a.
Keyakinan
Perasaan
kendali dan penguasaan seseorang terhadap tubuh, perilaku, dan dunia; perasaan
anak bahwa ia lebih cenderung berhasil daripada tidak dalam apa yang
dikerjakannya,dan bahwa orang-orang dewasa akan bersedia menolong.
b.
Rasa ingin tahu
Perasaan bahwa
menyelidiki sesuatu itu bersifat positif dan menimbulkan kesenangan.
c.
Niat
Hasrat dan kemapuan untuk berhasil, dan untuk bertindak berdasarkan
niat itu dengan tekun, ini berkaitan dengan perasaan terampil, perasaan
efektif.
d.
Kendali diri
Kemampuan untuk
menyesuaikan dan mengendalikan tindakan dengan pola yang sesuai dengan usia;
suatu rasa kendali batiniah.
e.
Keterkaitan
Kemampuan untuk
melibatkan diri dengan orang lain berdasarkan pada perasaan saling memahami.
f. Kecakapan
berkomunikasi
Keyakinan dan kemampuan verbal untuk bertukar gagasan, perasaan dan
konsep dengan orang lain. Ini ada kaitannya dengan rasa percaya pada orang lain
dan kenikmatan terlibat dengan orang lain, termasuk orang dewasa
g. Koperatif
Kemampuan untuk menyeimbangkan kebutuhannya sendiri dengan
kebutuhan orang lain, termasuk orang dewasa. Apabila unsur-unsur di atas dapat
terpenuhi dengan baik, akan mempermudah peserta didik untuk mencapai
keberhasilan dalam menguasai, mengelola emosi dan memotivasi diri yang
berkaitan erat dengan kecerdasan emosi.
4.
Referensi
Toeti
Sukamto. (1993). Prinsip
belajar dan Pembelajaran.
Jakarta: Dirjen Dikti.
Young, Chery A. (2005). Emotional Intellegence. (http://trochim human cornell.edu
/gallery/young/emotion html. (Di unggah pada bulan Februari 2014).
5.
Indikator
tentang kemampuan komunikasi matematis siswa.
Satuan Pendidikan : SMP
Mata pelajaran :
Matematika
Kelas/ semester :
VIII/1
Materi
: Aljabar
Metode pembelajaran:
·
Ceramah
·
Diskusi
·
Pemberian tugas
·
Tanya jawab
Indikator :
Emotional
quotient merupakan konsep mengenai bagaimana seseorang dapat meningkatkan
kualitas kepribadiannya sehingga dapat mengatasi segala macam permasalahan yang
sedang dihadapi. Dengan keberadaan emotional quotient seseorang akan mampu
menghadapi dan mengatasi segala hambatan khususnya dalam belajar matematika. Ada tujuh unsur kemampuan anak yang berkaitan erat dengan
kecerdasan emosi adalah Keyakinan, Rasa ingin tahu, Niat, kendali diri,
keterkaitan, kecakapan berkomunikasi dan kooperatif. Indikator pencapaian
kompetensi pada ranah afektif ialah:
a.
Memiliki rasa
percaya diri dalam melakukan operasi hitung bentuk aljabar dalam kehidupan sehari-hari.
b.
Menunjukan
sikap peduli terhadap lingkungan sekitar dengan berdiskusi mengenai pengertian
bentuk aljabar.
c.
Memiliki
motivasi dari diri sendiri untuk melaksanakan kerjasama dalam menetukan faktor
suku aljabar.
d.
Menunjukan
sifat teliti dalam menguraikan bentuk aljabar ke dalam faktor-faktornya (memfaktorkan bentuk
aljabar).
6.
Kisi-kisi
instrument Tes tentang kemampuan komunikasi matematis
Satuan Pendidikan : SMP
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII/ I
Materi Pokok : ALJABAR
Bentuk Instrumen : Angket tertutup
Kurikulum : KTSP 2006
NO
|
ASPEK YANG
DI UKUR
|
INDIKATOR
|
NO BUTIR
|
1
|
Keyakinan dan
kreatif
|
Memiliki rasa percaya diri dalam
melakukan operasi hitung bentuk aljabar dalam kehidupan sehari-hari.
|
1
dan 2
|
2
|
Keterkaitan,
koperatif dan kecakapan komunikasi
|
Menunjukan sikap peduli terhadap
lingkungan sekitar dengan berdiskusi mengenai pengertian bentuk aljabar.
|
3,
4, dan 5
|
3
|
Niat
|
Memiliki motivasi dari diri
sendiri untuk melaksanakan kerjasama dalam menentukan faktor suku aljabar.
|
9
|
4
|
Kendali diri
|
Menunjukan sifat teliti dan jujur
dalam menguraikan bentuk aljabar ke dalam faktor-faktornya (memfaktorkan
bentuk aljabar).
|
6
dan 7
|
5
|
Rasa ingin
tahu
|
Memiliki
keinginan tahuan yang lebih dalam mempelajari pemfaktoran bentuk aljabar.
|
8
dan
10
|
7.
INSTRUMEN
NON TES
Angket
Siswa (Skala Likert)
Nama
:
Kelas
:
Sekolah
:
Petunjuk:
1. Angket ini berisikan pernyataan tentang apa yang Anda rasakan atau lakukan dalam
proses belajar matematika.
2. Tiap item atau pernyataan tersedia lima pilihan yaitu:
· Ya
· Tidak
· Kadang-kadang
3. Pilihlah salah satu dari lima
pilihan tesebut yang sesuai dengan pengalaman Anda dalam belajar matematika untuk
masing-masing pernyataan.
4. Kejujuran Anda dalam menjawab angket
ini mempunyai arti yang tak terhingga nilainya.
5. Berilah tanda “ √ ” untuk setiap
jawaban yang Anda kemukakan.
No
|
Aktivitas siswa
|
Respon siswa
|
||
Ya
|
Tidak
|
Kadang-kadang
|
||
1
|
Mengerjakan soal
operasi hitung aljabar sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki.
|
|
|
|
2
|
Memecahkan masalah-masalah pada
latihan soal yang mempunyai variasi berbeda dengan contoh yang diberikan.
|
|
|
|
3
|
Mengerjakan
soal-soal latihan dengan cara berdiskusi dan saling membantu.
|
|
|
|
4
|
Mengemukakan
pendapat mengenai ide-ide metematikanya di depan kelas.
|
|
|
|
5
|
Mengomentari dan
menyimpulkan proses pembelajaran setelah selesai diskusi.
|
|
|
|
6
|
Selalu menyontek pada teman ketika mendapat latihan dari
guru.
|
|
|
|
7
|
Tergesa-gesa dalam mengerjakan soal-soal aljabar.
|
|
|
|
8
|
Tidak pernah
merasa puas dalam proses pembelajaran.
|
|
|
|
9
|
Memotivasi diri sendiri
agar selalu giat dalam mempelajari bentuk aljabar.
|
|
|
|
10
|
Setelah mempelajari aljabar matriks, tidak memiliki
keinginan untuk belajar lebih lanjut.
|
|
|
|
Skor Angket
NO
|
Jenis Pernyataan
|
Bobot penilaian
|
||
Y
|
T
|
KK
|
||
1
|
Positif
|
3
|
2
|
1
|
2
|
Positif
|
3
|
2
|
1
|
3
|
Positif
|
3
|
2
|
1
|
4
|
Positif
|
3
|
2
|
1
|
5
|
Positif
|
3
|
2
|
1
|
6
|
Negatif
|
0
|
3
|
2
|
7
|
Negatif
|
0
|
3
|
2
|
8
|
Positif
|
3
|
2
|
1
|
9
|
Positif
|
3
|
2
|
1
|
10
|
Negatif
|
0
|
3
|
2
|
Karena
terdapat 10
butir untuk mengukur sikap siswa terhadap matematika, maka skor tertinggi
adalah 30 dan skor terendah 0.
Mi
= ½ (skor tertinggi + skor terendah)
= ½ (30
+ 0)
= 15
Sbi = ⅙ (skor tertinggi
– skor terendah)
= ⅙ (30 - 0)
= 5
Keterangan :
Mi : Mean ideal
Sbi : Simpangan
baku ideal
Penilaian Angket
Rekap skor yang diberikan
siswa terhadap pernyataan-pernyataan dalam Angket yang menggunakan skala likert
5 skala dibuat dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Untuk pernyataan dengan kriteria positif: 1
= Kadang-kadang , 2 = Tidak, 3 = Ya
2. Untuk pernyataan dengan kriteria negatif: 2
= Kadang-kadang, 3 = Tidak, 0 = Ya
3. Mengitung skor rata-rata gabungan dari
kriteria positif dan negatif tiap kondisi.
4. Menentukan kriteria dengan ketentuan skor
rata-rata 0-1,00 = kurang baik, 1,00-2,00 = cukup baik; 2,00-3,00 = baik.